Lombok Timur NTB - Petani kita butuh solusi disaat Fenomena El Nino melanda seperti sekarang ini panas yang berkepanjangan membuat para petani kesulitan air untuk proses tanam padi, yang jelas petani kita butuh solusi agar target panen mereka sesuai yang diharapkan.
Saat ini, beberapa lokasi di Nusa tenggara Barat khususnya di Lombok Timur mulai terdampak secara signifikan oleh fenomena El Nino. Banyak saluran irigasi pertanian maupun telaga dan bendungan (Dam) mulai mengalami penurunan debit air sampai mengering, bahkan di daerah hulu sekalipun Fenomena El Nino menyebabkan musim kemarau menjadi lebih panjang dan kering.
Baca juga:
Menggali Laba dari Bertani Pala
|
Dilansir dari laman resmi Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG), El Nino berdampak pada berkurangnya curah hujan, tutupan awan berkurang, dan meningkatnya suhu di sebagian besar wilayah di Indonesia. Termasuk wilayah Nusa Tenggara Barat. Akibat dari dampak signifikan dari fenomena El Nino, yang telah mengakibatkan penundaan tanam padi bagi sebagian besar petani.
Mustadi salah sorang petani di Lombok Timur, mengatakan “Bergesernya musim hujan menjadi salah satu penyebab utama tertundanya masa tanam padi. Biasanya, petani akan mulai melakukan penyemaian benih dan penanaman pada bulan September saat hujan pertama turun, dan pada bulan Desember hingga Januari. Tapi semua ini berubah akibat adanya Elnino” ungkapnya.
“Terjadinya fenomena El Nino bisa menjadi ancaman serius bagi petani khususnya di Kabupaten Lombok Timur, karena sampai saat ini mereka kesusahan mendapatkan air untuk mengairi lahan persawahan mereka sehingga lahan pertanian belum bisa dibajak sebab air irigasi masih kering, ditambah lagi hujan yang tidak merata dan tidak menentu “ Tambah Mustiadi.
Hal senada juga disampaikan
Raif petani di Lombok Timur mengatakan bahwa para petani sudah menunggu turunnya hujan sejak pertengahan Desember 2023 lalu, karena waktu tanam padi biasanya dimulai sejak akhir Desember dan selesai di awal Januari. Akan tetapi dengan adanya fenomena El Nino tersebut menyebabkan terjadinya pergeseran masa tanam cukup panjang.
“Sangat lambat kita tanam padi sekarang, ” kata Raif.
Menurut dia, berdasarkan perkiraan para petani musim tanam tahun ini dengan bergesernya musim hujan maka curah hujan juga akan sedikit, sehingga petani harus bergegas mengolah lahan jika ada air irigasi maupun hujan walaupun debitnya kecil. Kondisi seperti ini sudah sering dihadapi, tetapi untuk tahun ini dia memprediksi lebih banyak biaya yang harus dikeluarkan untuk memulai penanaman. “Empat atau lima kali naikkan air baru bisa panen, ” ungkapnya.
Oleh karena itu terjadinya Elnino ini mereka sangat mengharapkan adanya perhatian dari Pemerintah dan segera merespon keluhan-keluhan mereka terutama yang sangat terdampak oleh fenomena El Nino tersebut.
Baca juga:
Resign dari IT, Sukses Bertani Hidroponik
|
“Kami sangat mengharapkan adanya bantuan dari pemerintah kepada para petani seperti kami ini, misalnya berupa pembuatan sumur bor, karena melalui program pembuatan sumur bor yang dilakukan oleh Kementrian Pertahanan melalui Universitas Pertahanan (Unhan) akan membantu petani mengatasi masalah air, ” tutupnya. (Adb)